DAUDMENJADI PILIHAN ALLAH. I Samuel 16:1-13. I. Kitab 1 Samuel menceritakan tentang sejarah bangsa Israel namun juga menceritakan kehidupan tiga orang tokoh yang penting, yaitu Samuel hakim yang terakhir, Saul raja yang pertama dan Daud raja yang besar. Pasal 1-7: menampilkan tentang Samuel, Pasal 8-15: menampilkan tentang Saul, Pasal 16-31
DaudโIa Mengandalkan Allah. Daud mengandalkan Allah. Meskipun menghadapi berbagai tantangan yang tampaknya mustahil dilewati, dia tidak pernah berhenti melayani Allah yang benar. Cari tahu bagaimana Yehuwa memberkati kesetiaan Daud, dan bagaimana kita juga akan diberkati jika meniru teladannya.
PEMBAHASANKE TIGA: KEYAKINAN TERHADAP KITAB ALLAH SUBHAANAHU WATA'ALA Tanya Bagaimana bentuk keyakinan terhadap kitab2 Allah Subhaanahu Wata'ala ? Jawab Hendaklah kita meyakini sesunguhnya Allah memiliki kitab kitab yg diturunkan kepada para utusanNya. Kitab2 tersebut menjelaskan perintah, larangan, janji dan ancaman Allah bagi yg
๏ปฟSetelahnya Dawud kembali ke Yerusalem. Mukjizat dan ibadah. Al-Qur'an menjelaskan bahwa Dawud memiliki mukjizat membuat zirah. Beberapa ulama memberikan keterangan bahwa Allah melunakkan besi untuk Dawud sehingga dia dapat memintalnya dengan tangannya sendiri tanpa alat atau api. Disebutkan bahwa Dawud kemudian menjual zirah buatannya dengan
Kisahantara Daud dengan Goliat sangat menunjukkan bagaimana Daud mengandalkan Allah. Karakter dan keteladanan Daud ini perlu kita terapkan dalam kehidupan kita. 2 Samuel 12:16 Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.
l4kH. Dalam kitab al-Zuhd, terdapat dua riwayat yang bercerita tentang Nabi Dawud dan pertanyaannya kepada Allah tentang bagaimana caranya bersyukur. Berikut riwayatnya ุญุฏุซูุง ุนุจุฏ ุงููู ุญุฏุซูู ุฃุจู ุญุฏุซูุง ุนุจุฏ ุงูุฑุญู
ู ุญุฏุซูุง ุฌุงุจุฑ ุจู ุฒูุฏ ุนู ุงูู
ุบูุฑุฉ ุจู ุนูููุฉ ูุงู ูุงู ุฏุงูุฏ ุนููู ุงูุณูุงู
ูุง ุฑุจ ูู ุจุงุช ุฃุญุฏ ู
ู ุฎููู ุงููููุฉ ุฃุทูู ุฐูุฑูุง ูู ู
ูู ูุฃูุญู ุงููู ุนุฒ ูุฌู ุฅููู ูุนู
ุงูุถูุฏุน ูุฃูุฒู ุงููู ุนููู ุงุนูู
ูุง ุขูู ุฏูุงููุฏู ุดูุฑูุง ููููู ู
ููู ุนูุจูุงุฏููู ุงูุดูููุฑ ุณูุฑุฉ ุณุจุฃ 13 ูุงู ูุง ุฑุจ ููู ุฃุทูู ุดูุฑู ูุฃูุช ุงูุฐู ุชูุนู
ุนููู ุซู
ุชุฑุฒููู ุนูู ุงููุนู
ุฉ ุซู
ุชุฒูุฏูู ูุนู
ุฉ ูุนู
ุฉ ูุงููุนู
ู
ูู ูุง ุฑุจ ูุงูุดูุฑ ู
ูู ูููู ุฃุทูู ุดูุฑู ูุง ุฑุจู, ูุงู ุงูุขู ุนุฑูุชูู ูุง ุฏุงูุฏ ุญู ู
ุนุฑูุชู Abdullah bercerita, ayahku bercerita kepadaku, Abdurrahman bercerita, Jabir bin Zaid bercerita dari al-Mughirah bin Uyainah, ia berkata Nabi Dawud alaihissalam berujar โWahai Tuhan, apakah ada salah satu makhluk-Mu yang banyak berdzikir kepada-Mu di malam hari melebihi aku?โ Kemudian Allah memberitahu Dawud โYa, ada, yaitu katak.โ Dan Allah menurunkan firman-Nya kepada Dawud QS. Sabaโ 13 โBekerjalah hai keluarga Dawud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.โ Nabi Dawud berkata โDuh Tuhan, bagaimana mungkin aku mampu bersyukur kepada-Mu sementara Kau yang memberiku nikmat, kemudian Kau yang memberi rezeki kepadaku atas nikmat itu, kemudian Kau yang menambahiku nikmat demi nikmat. Karena segala nikmat berasal dari-Mu, wahai Tuhan, dan syukur berasal dari-Mu. Maka, bagaimana mungkin aku mampu bersyukur kepada-Mu, wahai Tuhan.โ Allah berfirman โSekarang kau telah mengenal-Ku, wahai Dawud, benar-benar mengenal-Ku.โ Imam Ahmad bin Hanbal, al-Zuhd, Kairo Dar al-Rayyan li al-Turats, 1992, h. 88-89 ุนู ุฃุจู ุงูุฌูุฏุ ุนู ู
ุณูู
ุฉ ุฃูููู ุฏูุงููุฏู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููู ููุณููููู
ู ููุงูู ุฅูููููููุ ูููููู ูููู ุฃููู ุฃูุดูููุฑูููุ ููุฃูููุง ููุง ุฃูุตููู ุฅูููู ุดูููุฑููู ุฅููููุง ุจูููุนูู
ูุชูููุ ููุฃูููุญูู ุงูููู ุฅููููููู ููุง ุฏูุงููุฏูุ ุฃูููุณูุชู ุชูุนูููู
ู ุฃูููู ุงูููุฐููู ุจููู ู
ููู ุงููููุนูู
ู ู
ููููููุ ููุงูู ุจููููุ ุฃููู ุฑูุจููุ ููุงูู ููุฅูููููู ุฃูุฑูุถูู ุจูุฐููููู ู
ููููู ุดูููุฑูุง Dari Abu al-Jald, dari Maslamah, sesungguhnya Nabi Dawud shallallahu alaihi wasallam berkata โTuhanku, bagaimana mungkin aku bisa bersyukur kepada-Mu, sementara aku tidak akan sampai bersyukur kepada-Mu kecuali dengan nikmat-Mu juga?โ Kemudian Allah memberitahu Dawud โWahai Dawud, bukankah kau tahu bahwa yang ada pada dirimu merupakan bagian dari nikmat-nikmat-Ku?โ Nabi Dawud menjawab โBenar, wahai Tuhanku.โ Allah berfirman โSesungguhnya Aku telah meridhai syukurmu itu.โ Imam Ahmad bin Hanbal, al-Zuhd, Kairo Dar al-Rayyan li al-Turats, 1992, h. 91-92 **** Memiliki kesempatan bersyukur adalah nikmat, dan mensyukuri nikmat adalah nikmat. Begitulah gambaran sederhana dari riwayat di atas, bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Tidak ada satu pun di dunia ini yang tidak berasal dari-Nya. Namun, manusia kadang lalai dengan kemakhlukannya. Ia lupa bahwa dirinya makhluk yang diadakan oleh Allah, bukan ada dengan sendirinya. Ketika manusia melupakan kemakhlukannya, ia akan mudah dilalaikan oleh sesuatu. Untuk lebih jelasnya, simak uraian singkatnya berikut ini. Riwayat di atas dimulai dengan Nabi Dawud yang selalu terjaga sepanjang malam untuk berdzikir kepada Allah. Meski demikian, ia diingatkan bahwa ada makhluk lain yang dzikirnya lebih banyak darinya, yaitu katak. Kemudian Allah memerintahkan Dawud dan keluarganya untuk memperbanyak syukur kepada-Nya. Artinya, sebanyak apapun ibadah seseorang, harus dibarengi dengan syukur. Tanpa itu, ibadahnya dikhawatirkan hanya akan menghasilkan bibit takabur dan ujub. Ini menunjukkan bahwa bersyukur adalah pengingat akan kemakhlukan kita, bahwa kita harus berterima kasih dengan apapun yang Allah berikan kepada kita. Dengan melupakan terima kasih syukur, kita akan terjebak dalam lingkaran ujub dan takabur. Itulah kenapa Allah menyuruh Dawud dan keluarganya untuk bersyukur. Di sisi lain, katak dalam riwayat di atas perlu kita pahami sebagai simbol pengingat, bahwa kita tidak lebih mulia dari siapapun, bahkan dengan makhluk Tuhan non-manusia. Simbol yang mengajarkan kita agar tidak mudah membandingkan amal ibadah kita dengan makhluk Tuhan lainnya. Karena perbandingan amal seringkali berujung pada anggapan mulia diri takabbur/ujub yang akan menjebak kita. Inilah yang perlu kita hindari. Salah satu caranya dengan memperbanyak syukur kita kepada Allah. Pintu pembukanya adalah pemahaman bahwa sebanyak apapun syukur kita, tidak mungkin mendekati, apalagi menyamai nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Seperti yang diungkapkan Nabi Dawud alaihissalam di atas, bahwa bersyukur sendiri adalah nikmat dari Tuhan, maka bagaimana mungkin ia mampu bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya ituโ. Hal ini menunjukkan adanya ketidak-seimbangan antara anugerah yang diterima dan syukur yang dirasakan dan dipanjatkan oleh seseorang. Kebanyakan dari kita lalai akan kehadiran nikmat Allah. Kita lalai bahwa waktu adalah nikmat; sehat adalah nikmat; merasa adalah nikmat, dan semuanya adalah nikmat. Kelalaian ini sudah diperingatkan oleh Nabi Muhammad jauh-jauh hari, terutama soal nikmat sehat dan waktu luang. Beliau bersabda HR. Imam al-Bukhari ููุนูู
ูุชูุงูู ู
ูุบูุจูููู ูููููู
ูุง ููุซููุฑู ู
ููู ุงููููุงุณู ุงูุตููุญููุฉู ููุงููููุฑูุงุบู โAda dua nikmat yang kebanyakan manusia lalai; nikmat sehat dan nikmat waktu luang.โ Kembali ke soal ketidak-seimbangan anugerah dan syukur. Untuk memahaminya, kita harus memperhatikan munajat indah Nabi Dawud berikut ini ุฅูููููููุ ูููู ุฃูููู ููููููู ุดูุนูุฑูุฉู ู
ูููููู ููุณูุงููููููุ ููุณูุจููุญูุงูู ุงูููููููู ููุงููููููุงุฑูุ ููุงูุฏููููุฑู ูููููููุ ู
ูุง ููุถูููุชู ุญูููู ููุนูู
ูุฉู โIlahi, sungguh, andai saja setiap rambutku memiliki dua lidah yang selalu bertasbih siang dan malam, dan bertasbih setiap waktu, aku belum menunaikan satu pun hak nikmat yang Kau berikan kepadaku.โ Imam Ahmad bin Hanbal, al-Zuhd, h. 88 Artinya, bertasbih sepanjang hidup, dengan dibantu setiap helai rambut yang memiliki dua lidah, dan keduanya bertasbih siang-malam dan setiap saat, itu masih jauh dari cukup untuk memenuhi hak satu nikmat yang Allah berikan. Bayangkan saja, rambut manusia yang jumlahnya sukar dihitung, dikalikan dua lidah, dan bertasbih sepanjang waktu sampai mati, masih tidak cukup untuk memenuhi hak satu nikmat dari Allah. Karena itu, kerendahan hati tawadduโ sangat dibutuhkan dalam bersyukur kepada Allah. Kebingungan Nabi Dawud dalam bersyukur menunjukkan kerendahan hatinya, bahwa tidak mungkin mensyukuri nikmat Tuhan dengan hitungan matematis, atau dengan menghitung amal ibadah yang dilakukannya. Sebab, bisa beribadah sendiri adalah nikmat, sehingga mustahil menghitung anugerah Allah dengan angka. Jika seseorang melakukan perhitungan itu, dan merasa dirinya sebagai orang yang banyak ibadahnya, bisa jadi ia akan kehilangan makna syukur. Maka dari itu, dalam riwayat di atas, Allah menjawab kebingungan dan ketidak-mampuan Nabi Dawud dengan mengatakan, โSesungguhnya Aku telah meridhai syukurmu itu,โ dan di riwayat lain, โSekarang kau telah mengenal-Ku, wahai Dawud, benar-benar mengenal-Ku.โ Pertanyaannya, pernahkah kita bersyukur dengan kerendahan hati? Wallahu aโlam bish shawwab.. Muhammad Afiq Zahara, alumni PP. Darussaโadah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen
Nabi Daud mendapatkan banyak keutamaan dari Allah SWT. Perjalanan hidupnya menjadi hikmah bagi umat Nabi Muhammad SAW. Sebab itu, Alquran mengabadikan kisah Nabi Daud. Pada QS Sad ayat 17 digambarkan bahwa Nabi Daud itu adalah nabi yang kuat. Pakar tafsir Alquran yang juga pengasuh Pondok Pesantren Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran PSQ Ustaz Syahrullah Iskandar menjelaskan bahwa pada ayat itu Allah memerintahkan Nabi Muhammad bersabar akan cacian dan perkataan orang-orang kafir Quraisy. Allah pun meminta Rasulullah SAW untuk mengingat tentang kisah Nabi Daud yang dikaruniai kekuatan baik secara fisik maupun kekuasaan. Kendati begitu, Ustaz Syahrullah mengatakan, Nabi Daud itu adalah manusia yang senantiasa mengembalikan segala urusan kepada Allah serta senang dalam beribadah. Setiap hari, Nabi Daud menggunakan separuh malamnya untuk beribadah kepada Allah. Dia pun berselang-seling hari melakukan puasa. "Nabi Daud itu salah satu contoh yang sangat diteladani oleh Rasulullah. Maka dalam satu riwayat, nabi mengomentari Nabi Daud itu kana 'abdal basyar bahwa Nabi Daud itu manusia yang paling beribadah pada Allah, nilai ibadahnya itu lebih dari manusia lainya. Itulah sanjungan Nabi Muhammad kepada Nabi Daud," kata Ustaz Syahrullah yang juga anggota komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia MUI dalam kajian tafsir surat Sad ayat 17- dalam kitab al Qishah fi Alquran al Karim tafsir karya Syekh Muhammad Sayyid Tantowi yang diselenggarakan Nasaruddin Umar Office NUO secara virtual beberapa waktu lalu. Ustaz Syahrullah yang juga dosen tafsir Alquran Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan, Allah memberikan karunia kepada Nabi daud berupa suara yang indah. Selain itu sebagaimana digambarkan pada Surat Sad ayat 18-20 bahwa Allah memberikan karunia pada nabi Daud sehingga gunung-gunung pun mengikuti tasbih Nabi Daud. Termasuk juga kemampuan Nabi Daud menjinakkan burung-burung yang mengikuti Nabi Daud untuk bertasbih. Allah SWT juga menjadikan Nabi Daud sebagai seorang raja yang mendapat kepercayaan kuat dari rakyatnya serta hikmah atau ilmu dalam menyelesaikan persoalan. Akan tetapi, ada satu waktu Nabi Daud diingatkan Allah SWT karena menilai sepihak terhadap suatu perselisihan. Pada ayat 21-26, Alquran menceritakan tentang dua orang yang berselisih. Mufasir berbeda pendapat, ada yang menyebut itu adalah malaikat, namun ada yang berpendapat itu adalah manusia. Keduanya memasuki istana Nabi Daud namun tidak melalui pintu utama. Melainkan sembunyi-sembunyi memanjat tembok dan masuk ke mihrab tempat ibadah Nabi Daud. Kedatangan mereka pun membuat Nabi Daud terkejut sekaligus khawatir. Mereka lalu meminta Nabi Daud tidak takut akan kehadiran mereka. Keduanya menjelaskan tentang maksud tujuan menemui Nabi Daud. Yakni agar Nabi Daud memutuskan secara adil dan benar atas perselisihan yang terjadi diantara kedua orang itu. Salah satu diantara kedua orang itu menunjuk saudaranya. Dia berkata bahwa saudara itu sudah memiliki sembilan puluh sembilan ekor kambing. Sedangkan, ia hanya memiliki satu ekor kambing. Ia mengatakan kepada Nabi Daud bahwa saudaranya itu lalu meminta satu ekor domba miliknya. Hingga dalam perdebatan, ia pun kalah dan harus menyerahkan seekor kambingnya itu pada saudaranya. Nabi Daud langsung memutuskan bahwa saudaranya yang memiliki sembilan puluh sembilan kambing itu telah berbuat zalim. Akan tetapi setelah memberikan keputusan, Nabi Daud tersadar bahwa dua orang itu merupakan ujian dari Allah. Ustaz Syahrullah mengatakan bahwa nabi Daud sadar karena ia menghukumi secara sepihak. Nabi Daud telah menjatuhkan putusan sebelum mendengarkan keterangan dari pihak satunya. Nabi Daud pun memohon ampun kepada Allah atas kekeliruannya dalam menjatuhkan putusan. Allah pun mengampuninya dan Nabi Daud diingatkan agar memberi keputusan dengan adil dan tidak mengikuti hawa nafsu yang dapat menyesatkan. "Ini menunjukan bagaimana posisi Nabi Daud yang tinggi dan karunia yang Allah berikan. Kisah Nabi Daud ini menginspirasi nabi Muhammad sehingga menguatkan nabi menjalankan risalah," kata Syahrullah mengatakan dalam al Qishah fi Alquran al Karim tafsir, Sayyid Tantowi juga memberikan kritikan kepada banyak mufasir yang menggambarkan bahwa Nabi Daud itu memiliki kesenangan terhadap perempuan, bahkan yang telah dilamar oleh orang lain. Menurut Sayid Tantowi itu justru mencederai kemaksuman Nabi Daud. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
bagaimana tanggapan allah kepada daud